Sabtu, 30 November 2013

pembagian kondom gratiss = pelegalan sex bebas

Satu hal yang perlu ditekankan dalam peringatan hari HIV/AIDS adalah dampak bahaya dan resiko penyebarannya HIV/AIDS pada masyarakat. Sangat urgen kiranya untuk diperhatikan bahwa penyebaran HIV/AIDS sangat erat kaitannya dengan pola hidup seks bebas (free sex), terutama pada masyarakat kalangan remaja dan dewasa.

Coba bayangkan, apabila momen peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia yang seharusnya menjadi pengingat bahaya penyakit HIV/AIDS, Namun apa jadinya jika diselenggarakan dengan cara membagi-bagikan kondom gratis (oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional). maka ini akan menambah peluang para pengguna sek bebas untuk terus melakukan sek bebas karena pememrintah secara tidak lansung telah melegalkan sek bebas dengan bagi-bagi kondom gratis kapada masyarakat.

Dengan tidak mengenyampingkan niat dan tujuan baik untuk mengurangi angka penyebaran penyakit HIV/AIDS, namun alangkah jauh lebih baik jika tidak memberikan kesempatan untuk melakukan seks bebas. justru, dengan membagi-bagikan kondom - apalagi penyebaran tersebut rentan salah sasaran - hanya akan memudahkan peluang untuk melakukan seks bebas.

Sekali lagi, peringatan hari anti HIV/AIDS harus dijalankan sesuai tujuan. Jangan terjebak dengan cara yang justru membuat jalan menempuh tujuan menjadi bias. Tolak Pekan Kondom Nasional! Hentikan Pembagian Kondom Gratis!


Untuk:
Nafsiah Mboi, Kementrian Kesehatan
Kantor, Komisi penanggulan Aids Nasional
Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI
Agung Laksono, Ketua Komisi Penanggulangan Aids Nasional

Hentikan Pekan Kondom Nasional di Indonesia!

kami menyatakan :

1. Menolak adanya pekan kondom nasional di Indonesia. Pekan kondom tidak memberikan dampak signifikan terhadap turunnya angka penderita AIDS di Indonesia, angka penderita AIDS semakin bertambah. Kondom bukan solusi.

2. Menolak pembagian kondom yang tidak tepat sasaran. Hal tersebut akan menjadi pintu dari perbuatan seks bebas.

3. Mendukung segala bentuk penanggulangan AIDS yang sesuai dengan norma dan nilai agama tanpa harus membuka kesempatan untuk merusak moral anak-anak Indonesia.

4. Mengajak Masyarakat Indonesia untuk terus memberi dukungan dan kepedulian kepada para penderita AIDS tanpa harus mengucilkannya dari masyarakat

5. Meminta kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk berperan aktif mencegah HIV/AIDS tanpa harus merusak moral bangsa Indonesia.

peringatan hari anti HIV/AIDS harus dijalankan sesuai tujuan. Jangan terjebak dengan cara yang justru membuat jalan menempuh tujuan menjadi bias. Tolak Pekan Kondom Nasional! Hentikan Pembagian Kondom Gratis!

Salam,
Aprin Sani
ketua Ldk unrika & BP poskomda kepri

Kamis, 21 November 2013

salman alfarizky, sang pencari kebenaran

sirah sahabatJika sebelumnya saya sudah berbagi tentang Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyah, pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi salah satu sirah Sahabat Rasulullah, memiliki sifat yang mulia dan memiliki jasa yang sangat besar dalam sejarah Islam.

Selain Mukjizat Al-Quran yang diturunkan Allah kepadanya dan Sabda-Sabdanya (As Sunnah) yang keduanya dijadikan sebagai petunjuk bagi Umat manusia, Rasulullah juga telah membentuk dan mewariskan sahabat-sahabat mulia dengan karakteristik yang unik dan memiliki potensi, kecakapan yang berbeda-beda tetapi akhlak mulia menempatkan meraka pada jalur dan tujuan yang sama. Kita Kenal Para Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar Asshiddiq, Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, Hingga Umar Bin Abdul Aziz merupakan pemimpin-pemimpin dan penegak panji Islam setelah rasulullah wafat. Bagaimana kepemimpinan mereka, ketulusan dan keikhlasan mereka mungkin kita telah mendengar atau membacanya dan sangat menarik untuk diikuti.

Dalam Sirah Sahabat kali ini akan diceritakan sosok Salman Al Farisi Sahabat dari Persi (Iran), Seorang pemuda yang gagah lagi bergelimang harta tetapi kesungguhan, keikhlasan, kesabarannya dalam mencari kebenaran hakiki telah menempatkannya menjadi salah satu sahabat mulia.

PENCARI KEBENARAN

Marilah kita dekati majlisnya yang mulia dan kita dengarkan kisah menakjubkan yang diceriterakannya!

“Aku berasal dari Isfahan, warga suatu desa yang bernama “Ji”. Bapakku seorang bupati di daerah itu, dan aku merupakan makhluq Allah yang paling disayanginya. Aku membaktikan diri dalam agama majusi, hingga diserahi tugas sebagai penjaga api yang bertanggung jawab atas nyalanya dan tidak membiarkannya padam.

Bapakku memiliki sebidang tanah, dan pada suatu hari aku disuruhnya ke sana. Dalam perjalanan ke tempat tujuan, aku lewat di sebuah gereja milik kaum Nashrani. Kudengar mereka sedang sembahyang, maka aku masuk ke dalam untuk melihat apa yang mereka lakukan. Aku kagum melihat cara mereka sembahyang, dan kataku dalam hati: “Ini lebih baik dari apa yang aku anut selama ini!” Aku tidak beranjak dari tempat itu sampai matahari terbenam, dan tidak jadi pergi ke tanah milik bapakku serta tidak pula kembali pulang, hingga bapak mengirim orang untuk menyusulku.

Karena agama mereka menarik perhatianku, kutanyakan kepada orang-orang Nashrani dari mana asal-usul agama mereka. “Dari Syria”,ujar mereka. Ketika telah berada di hadapan bapakku, kukatakan kepadanya: “Aku lewat pada suatu kaum yang sedang melakukan upacara sembahyang di gereja. Upacara mereka amat mengagumkanku. Kulihat pula agama mereka lebih baik dari agama kita”. Kami pun bersoal-jawab melakukan diskusi dengan bapakku dan berakhir dengan dirantainya kakiku dan dipenjarakannya diriku ….

Kepada orang-orang Nashrani kukirim berita bahwa aku telah menganut agama mereka. Kuminta pula agarbila datang rombongan dari Syria, supaya aku diberi tahu sebelum mereka kembali, karena aku akan ikut bersama mereka ke sana. Permintaanku itu mereka kabulkan, maka kuputuskan rantai. Lalu meloloskan diri dari penjara dan menggabungkan diri kepada rombongan itu menuju Syria.

Sesampainya di sana kutanyakan seorang ahli dalam agama itu, dijawabnya bahwa ia adalah uskup pemilik gereja. Maka datanglah aku kepadanya, kuceriterakan keadaanku. Akhirnya tinggallah aku bersamanya sebagai pelayan, melaksanakan ajaran mereka dan belajar, Sayang uskup ini seorang yang tidak baik beragamanya, karena dikumpulkannya sedekah dari orang-orang dengan alasan untuk dibagikan, ternyata disimpan untuk dirinya pribadi. Kemudian uskup itu wafat ….dan mereka mengangkat orang lain sebagai gantinya. Dan kulihat tak seorang pun yang lebih baik beragamanya dari uskup baru ini. Aku pun mencintainya demikian rupa, sehingga hatiku merasa tak seorang pun yang lebih kucintai sebelum itu dari padanya.

Dan tatkala ajalnya telah dekat, tanyaku padanya: “Sebagai anda maklumi, telah dekat saat berlakunya taqdir Allah atas diri anda. Maka apakah yang harus kuperbuat, dan siapakah sebaiknya yang harus kuhubungi. “Anakku!”, ujarya: “tak seorang pun menurut pengetahuanku yang sama langkahnya dengan aku, kecuali seorang pemimpin yang tinggal di Mosul”. Lalu tatkala ia wafat aku pun berangkat ke Mosul dan menghubungi pendeta yang disebutkannya itu. Kuceriterakan kepadanya pesan dari uskup tadi dan aku tinggal bersamanya selama waktu yang dikehendaki Allah.

Kemudian tatkala ajalnya telah dekat pula, kutanyakan kepadanya siapa yang harus kuturuti. Ditunjukkannyalah orang shalih yang tinggal di Nasibin. Aku datang kepadanya dan ku ceriterakan perihalku, lalu tinggal bersamanya selama waktu yang dikehendaki Allah pula. Tatkala ia hendak meninggal, kubertanya pula kepadanya. Maka disuruhnya aku menghubungi seorang pemimpin yang tinggal di ‘Amuria, suatu kota yang termasuk wilayah Romawi. Aku berangkat ke sana dan tinggal bersamanya, sedang sebagai bekal hidup aku berternak sapi dan kambing beberapa ekor banyaknya.
Kemudian dekatlah pula ajalnya dan kutanyakan padanya kepada siapa aku dipercayakannya. Ujarnya: “Anakku.’ Tak seorang pun yang kukenal serupa dengan kita keadaannya dan dapat kupercayakan engkau padanya. Tetapi sekarang telah dekat datangnya masa kebangkitan seorang Nabi yang mengikuti agama Ibrahim secara murni. la nanti akan hijrah he suatu tempat yang ditumbuhi kurma dan terletak di antara dua bidang tanah berbatu-batu hitam. Seandainya kamu dapat pergi ke sana, temuilah dia, la mempunyai tanda-tanda yang jelas dan gamblang: ia tidak mau makan shadaqah, sebaliknya bersedia menerima hadiah dan di pundaknya ada cap kenabian yang bila kau melihatnya, segeralah kau mengenalinya’:

Kebetulan pada suatu hari lewatlah suatu rombongan berkendaraan, lalu kutanyakan dari mana mereka datang. Tahulah aku bahwa mereka dari jazirah Arab, maka kataku kepada mereka: “Maukah kalian membawaku ke negeri kalian, dan sebagai imbalannya kuberikan kepada kalian sapi-sapi dan kambing-kambingku ini?” “Baiklah”, ujar mereka. Demikianlah mereka membawaku serta dalam perjalanan hingga sampai di suatu negeri yang bernama Wadil Qura. Di sana aku mengalami penganiayaan, mereka menjualku kepada seorang yahudi. 

Ketika tampak olehku banyak pohon kurma, aku berharap kiranya negeri ini yang disebutkan pendeta kepadaku dulu, yakni yang akan menjadi tempat hijrah Nabi yang ditunggu. Ternyata dugaanku meleset. Mulai saat itu aku tinggal bersama orang yang membeliku, hingga pada suatu hari datang seorang yahudi Bani Quraizhah yang membeliku pula daripadanya. Aku dibawanya ke Madinah, dan demi Allah baru saja kulihat negeri itu, aku pun yakin itulah negeri yang disebutkan dulu.

Aku tinggal bersama yahudi itu dan bekerja di perkebunan kurma milik Bani Quraizhah, hingga datang saat dibangkitkannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang datang ke Madinah dan singgah pada Bani ‘Amar bin ‘Auf di Quba. Pada suatu hari, ketika aku berada di puncak pohon kurma sedang majikanku lagi duduk di bawahnya, tiba-tiba datang seorang yahudi saudara sepupunya yang mengatakan padanya:
“Bani Qilah celaka! Mereka berkerumun mengelilingi seorang laki-laki di Quba yang datang dari Mekah dan mengaku sebagai Nabi Demi Allah, baru saja ia mengucapkan kata-kata itu, tubuhku-pun bergetar keras hingga pohon kurma itu bagai bergoncang dan hampir saja aku jatuh menimpa majikanku. Aku segera turun dan kataku kepada orang tadi: “Apa kata anda?” Ada berita apakah?” Majikanku mengangkat tangan lalu meninjuku sekuatnya, serta bentaknya: “Apa urusanmu dengan ini, ayoh kembali ke pekerjaanmu!” Maka aku pun kembalilah bekerja …

Setelah hari petang, kukumpulkan segala yang ada padaku, lalu keluar dan pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Quba. Aku masuk kepadanya ketika beliau sedang duduk bersama beberapa orang anggota rombongan. Lalu kataku kepadanya: “Tuan-tuan adalah perantau yang sedang dalam kebutuhan. Kebetulan aku mempunyai persediaan makanan yang telah kujanjikan untuk sedeqah. Dan setelah mendengar keadaan tuan-tuan, maka menurut hematku, tuan-tuanlah yang lebih layak menerimanya, dan makanan itu kubawa ke sini”. Lalu makanan itu kutaruh di hadapannya.

“Makanlah dengan nama Allah”. sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para shahabatnya, tetapi beliau tak sedikit pun mengulurkan tangannya menjamah makanan itu. “Nah, demi Allah!” kataku dalam hati, inilah satu dari tanda-tandanya … bahwa ia tak mau memakan harta sedeqah’:

Aku kembali pulang, tetapi pagi-pagi keesokan harinya aku kembali menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil membawa makanan, serta kataku kepadanya: “Kulihat tuan tak hendak makan sedeqah, tetapi aku mempunyai sesuatu yang ingin kuserahkan kepada tuan sebagai hadiah”, lalu kutaruh makanan di hadapannya. Maka sabdanya kepada shahabatnya: ‘Makanlah dengan menyebut nama Allah ! ‘ Dan beliaupun turut makan bersama mereka. “Demi Allah’: kataku dalam hati, inilah tanda yang kedua, bahwa ia bersedia menerima hadiah ‘:

Aku kembali pulang dan tinggal di tempatku beberapa lama. Kemudian kupergi mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kutemui beliau di Baqi’, sedang mengiringkan jenazah dan dikelilingi oleh shahabat-shahabatnya. Ia memakai dua lembar kain lebar, yang satu dipakainya untuk sarung dan yang satu lagi sebagai baju.Kuucapkan salam kepadanya dan kutolehkan pandangan hendak melihatnya. Rupanya ia mengerti akan maksudku, maka disingkapkannya kain burdah dari lehernya hingga nampak pada pundaknya tanda yang kucari, yaitu cap kenabian sebagai disebutkan oleh pendeta dulu. Melihat itu aku meratap dan menciuminya sambil menangis. Lalu aku dipanggil menghadap oleh Rasulullah. Aku duduk di hadapannya, lalu kuceriterakan kisahku kepadanya sebagai yang telah kuceriterakan tadi.

Kemudian aku masuk Islam, dan perbudakan menjadi penghalang bagiku untuk menyertai perang Badar dan Uhud. Lalu pada suatu hari Rasulullah menitahkan padaku:’Mintalah pada majihanmu agar ia bersedia membebaskanmu dengan menerima uang tebusan.” Maka kumintalah kepada majikanku sebagaimana dititahkan Rasulullah, sementara Rasulullah menyuruh para shahabat untuk membantuku dalam soal keuangan.

Demikianlah aku dimerdekakan oleh Allah, dan hidup sebagai seorang Muslim yang bebas merdeka, serta mengambil bagian bersama Rasulullah dalam perang Khandaq dan peperangan lainnya. Dengan kalimat-kalimat yang jelas dan manis, Salman radhiyallahu ‘anhu menceriterakan kepada kita usaha keras dan perjuangan besar serta mulia untuk mencari hakikat keagamaan, yang akhirnya dapat sampai kepada Allah Ta’ala dan membekas sebagai jalan hidup yang harus ditempuhnya ….

Dikutip dari :  http://ainuamri.wordpress.comwww.alsofwah.or.id, Buku 60 Karakteristik Sahabat Nabi

Minggu, 17 November 2013

ruhani dan jasmani perlu terus diasah (Rihlah Ruhani ldk Unrika)

Ahad,17/1/2013. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Unrika telah mengadakan Wisata Akhir Pekan bersama puluhan mahasiswa yang tediri dari berbagai jurusan dan fakultas yang ada di kampus unrika.

Acara yang dilaksanakan di Air Pancur DAM Muka Kuning ini cukup disambut dengan antusias dari para peserta.pasalnya acara yang informasinya baru  dipublikasikan 3 hari sebelum acara dilaksanakan namun peserta yang ikut sudah melebihi target yang diinginkan panitia.


Kegiatan ini dalam rangkah rekreasi jasmani dan ruhani guna menghilangkan kepenatan pikiran
paska Ujian Tengan Semester (UTS) ganjil yang berekahir hari jum’at sebenumnya.

Kegiatan yang dimulai dari jam 9:30 wib – sampai selesai dan lansung diisi oleh trainer dari Zero motivation training. Acara ini selain menelusuri hutan muka kuning, diperjalanan para peserta juga menerimah games-games kelompok yang sangat seru.

Setelah sampai di Air Pancur baru mereka menerima siraman rohani guna memberikan motivasi baru lagi untuk menapaki hari berikut nya yang lebih baik lagi dihari yang sebelumnya. Dan Ketika sampai di air pancur baru lah kita bisa merasakan kesejukan dan kesegaran udara yang tidak bisa kita dapatkan saat kita berada dikota nya.

Kesegaran air pancur yang murni membuat para peserta betah berlama-lama dalam menikmati segarnya air pancur dan menikmati mandi di air pancur yang jernih.

Menurut riki sapaan Riki Pratama yang menjadi ketua pelaksana kegiatan ini. Ia berkata “ alhamdulilah, acara ini berjalan dengan lancar. Meski medan sangat berat karena paska hujan. Namun, para peserta tetap semangat dan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini sampai selesai”

Riki juga menambahkan bahwa kegiatan ini juga merupakan syiar ldk unrika untuk menarik mahasiswa unrika untuk bergabung bersama ldk unrika.


Dan terimakasih kepada para peserta Rihlah Ruhani yang telah berpartisifasi dan mohon maaf atas segala kekurangan.. serta ditunggu bergabungnya di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) unrika.(by:
asa)